Wednesday, May 18, 2016

WERENG COKLAT



Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat.

Cara menyerang
Hama wereng menyukai tanaman yang dipupuk N dosis tinggi dengan jarak tanam rapat. Serangga dewasa dan nimfa menetap dibagian pangkal batang padi, stadia rentan adalah sejak pembibitan hingga fase masak susu. Hama menghisap cairan tanaman pada sistem vaskuler (pembuluh).

Gejala Serangan

Tanaman padi yang terserang hama wereng coklat menunjukkan gejala menguning dan mengering dengan cepat. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi dan melingkar (hopperburn). Selain sebagai hama, wereng coklat juga merupakan vektor (penular) penyakit virus kerdil rumput pada tanaman padi.

Cara hidup
Serangga dewasa berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, berbintik coklat gelap pada pertemuan sayap depannya panjang badan antara 2 – 45 mm. telur berwarna transparan keputihan, berbentuk lonjong, dalam susunan seperti buah pisang, diletakan oleh serangga betina secara berkelompok didalam jaringan pelepah daun.

Kadang-kadang telur dapat ditemukan pada helai daun. Telur menetas setelah 7 – 10 hari. Telur diletakan didalam jaringan pelepah daun sehingga tidak dipengaruhi oleh aplikasi insektisida. Nimfa yang baru menetas sebelum menjadi dewasa melewati 5 instar, tiap instar dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk bakal sayapnya. Instar 1 dan 2 berwarna putih keabuan, kemudian menjadi coklat muda sampai coklat tua, periode nimfa berkisar antara 12 – 15 hari

1. Tanam padi Serempak
Pola tanam serempak dalam areal yang luas dan tidak dibatasi oleh admisistrasi dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng coklat karena jika serempak, hama dapat berpindah-pindah ke lahan padi yang belum panen. Wereng coklat terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atay lautan.

2. Perangkap Lampu
Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan migrasi dan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya, khususnya wereng coklat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap lampu yang terdapat di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan luas jangkauan tangkapannya. Kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap yang dipasang.
Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas dari naungan dengan ketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang digunakan adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam 18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi, maka pada penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen.
Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu, yaitu wereng-wereng yang tertangkap dikubur, atau keringkan pertanaman padi sampai retak, dan segera setelah dikeringkan kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida yang direkomendasikan.

3. Tuntaskan pengendalian pada generasi 1
Menurut Baihaki (2011), perkembangan wereng coklat pada pertanaman padi dapat terbagi menjadi 4 (empat) generasi yaitu :
– generasi 0 (G0) = umur padi 0-20 HST (hari Sesudah Tanam)
– Generasi 1 (G1) = Umur padi 20-30 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-1
– Generasi 2 (G2) = Umur padi 30-60 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-3
– Generasi 3 (G3) = umur padi diatas 60 HST.
Pengendalian wereng yang baik yaitu :
Pada saat generasi nol (G0) dan generasi 1 (G1).
Gunakan insektisida berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
Pengendalian wereng harus selesai pada generasi ke-1 (G1) atau paling lampat pada generasi ke -2 (G2).
Pengendalian saat generasi ke-3 (G3) atau puso tidak akan berhasil

4. Penggunaan Insektisida
Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran
Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.


Beberapa insektisida yang direkomendasikan untuk menghasilkan hama wereng coklat.

No
Nama bahan Aktif
Nama Produk
Dosis Pemakaian
Konsentrasi Pemakaian
1
Buprofezin
BUPROSIDA 100EC
0,25-0,5  L/ha
0,5 – ml/L
2
BPMC
SIDABAS 500 EC NAGA 500 EC
BONA 500 EC
1-2 L/ha 1-2 L/ha
1-2 L/ha
2 – 4 ml/L 2 – 4 ml/L
2 – 4 ml/L
3
Fipronil
FIPROS 55 SC
0,5 – 1 L/ha
1 – 2 ml/L
4
Imidaklprid
TOP DOR 10 WP
0,125 – 0,25 kg/ha
0,25 – 0,5 g/l


sumber : bahan ajar agribisnis padi penyuluhan pertanian dan budidarma.com

No comments:

Post a Comment